Langsung ke konten utama

Postingan

Umpatan Yang Tak Kesal

Aku mengeluh lagi, ya Memutuskan memulai lagi itu membuatku pusing dan bingung Kufikir sama Seperti tertinggal meta Batinku terlanjur berantakan Laraku bersemayam sangat dalam 7 tahun suram, tak membuka hati sedikitpun yang kukira baik baik saja, ternyata itu tidak membuatku belajar apapun.
Postingan terbaru

Mungkin Aku Berlebihan

Semacam uji nyali Aku membukanya lebar sore itu Sontak kalang kabut Hati-hati dengan hati Sudah satu rembulan agung berlalu Aku masih kepanasan Tergelincir lantai teras rumah Mata silinderku lirik tali lurus yang tidak berujung padamu

Wujud Kekecewaan Kosmik

Daya fikir dalam mengelola dan mengolah sisi hidup manusia yang akhir-akhir aku abaikan, jujur ini mulai mengganggu. Hubungan antar insan mulai memudar dikarenakan persoalan perut juga birahi yang dibungkus 'kewajiban' melanjutkan eksistensi dengan sebuah keturunan. Saat manusia tersibukkan oleh apa yang menyilaukan matanya, saat itu pula ia telah terhalang dari banyak hal (mungkin).   Teman-temanku, adalah hal yang paling aku sayangkan, juga ku sayang---amat dalam. Beberapa dari mereka melintas jalan begitu jauh, bahkan membelot dari orbit. Disini harusnya lingkaran pertemanan kita adalah pusat tata surya itu sendiri. Kalian harus mengertinya, juga aku. Tapi aku, sungguh bak pluto yang tak tahu ia sendiri planet atau bukan. Saling tak sadar diri atau memang harusnya seperti ini. Juga untuk kalian yang mengakhiri rotasi abadi ini. Tunggu aku melunasi tanggung jawab kita untuk bersaudara lagi. Aku benci mengatakannya, tapi Bahasa kita tak memiliki kosakata lebih baik dari sekeda

Harapan

Saat engkau bermimpi tentang patah hati Tertidur batin, mata enggan iring. Bagian tersulit dari keinginan, Perkenalan dari bulan sepuluh, hari ke hari "tentang merampas atau dirampas" ucap naluri.

Muram

Rembulan tampak menyinari malam,  wajahmu tampak cukup muram Berlama-lama dalam kabut pelik penuh raut terpaut dalam pedih, geraman berdesis sejenak dan memejam Matamu terlalu berbohong pada permintaan dilemparnya mendung keawan yang bukannya satu kesatuan? sama tidak juga selalu jauh dari perih biru diberi putih masih saja bersedih Tidak aku tidak butuh meminta ini hanya gejala saja bukan kau tapi aku nanti kau juga tahu aldike

Sebuah Pelajaran Tentang Prasangka

Teralu sering kita menyalah-gunakan istilah keluarga atas nama pertemanan.  Sedikit kurangnya kamu tahu sahabat lebih memiliki arti spesialnya sediri. Bagiku. Bila keluarga adalah sesuatu yang sejak kita terlahir sudah menjadi takdir  mau tidak mau akan tumbuh bersama mereka. Berbeda jika sahabat, sebelum ke tahap tersebut perlu melewati beberapa proses entah berawal dari lawan  atau sekedar kenal kemudian memiliki kedekatan spesial.

Sebuah Upaya Penanaman "Karma Baik" Dari Posisi Terpuruk

Seberapa kenal kamu dengan dirimu? sudah adil pada dirimu sendiri? Tapi tahukah kamu tentang adil? belum, kamu hanya merasa kalah lalu mengatas- namakan keadilan sebagai korban. Sesulit ini memang mengkaui kekalahan. Otak batu bukan. Tidak adil kah, ketika kamu tahu bagaimana buat orang bersedih kamu beri dia banjir air mata habis-habisan keren? haha Bukan itu.