Langsung ke konten utama

Umpatan Yang Tak Kesal

Aku mengeluh lagi, ya

Memutuskan memulai lagi itu membuatku pusing dan bingung

Kufikir sama

Seperti tertinggal meta

Batinku terlanjur berantakan

Laraku bersemayam sangat dalam

7 tahun suram, tak membuka hati sedikitpun yang kukira baik baik saja,

ternyata itu tidak membuatku belajar apapun.


Teman-teman yang ku andalkan ternyata satu persatu harus menghidupi separuh hati mereka.

Waktu kini elemen berharga bagiku atas mereka yang pada dasarnya pelipur lara utama.


Bercerita ke siapa? Bisa bertemu mereka lebih baik kami lewatkan untuk bercanda saja.


Keluarga? Lebih baik mendapat kabar bahagia saja dariku yang selalu jadi beban mereka.


Tuhan, dosaku menutup jalan doa doa itu menuju langit. 

Sesibuk aku menghapus dosa dosa walau kian masa terus berdatangan.


Dengar, memilihmu bukan paksaan, mau kubilang kebetulan tapi momen selalu menyalahkan.

Malam belum larut, hujan semakin deras.

1 jam lalu aku membencinya, kini berbalik seperti menjadi kawan terbaik.


Maaf sesekali aku merepotkan

Ini yang ku maksut belajar

Bukan saatnya main main bukan


Kian sulit mendapat perhatianmu

Mengemis bukan dari bagianku tapi akan kucoba

Lebih baik kusimpan sendiri, tidak ingin aku ada kalimat yang melukaimu.


Membingungkan membacanya bukan


Sekali lagi jika ini menyulitkanmu, ini salahku

Jika esok bisa bertemu, semuanya akan sebaik baik biasanya.

Kamu tahu, kali ini, aku begitu jatuh padamu.


Jangan terlalu kau fikirkan, 

ku tulis disini karena aku takut mengatakan padamu.


Semoga ya, cantik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin Aku Berlebihan

Semacam uji nyali Aku membukanya lebar sore itu Sontak kalang kabut Hati-hati dengan hati Sudah satu rembulan agung berlalu Aku masih kepanasan Tergelincir lantai teras rumah Mata silinderku lirik tali lurus yang tidak berujung padamu

Muram

Rembulan tampak menyinari malam,  wajahmu tampak cukup muram Berlama-lama dalam kabut pelik penuh raut terpaut dalam pedih, geraman berdesis sejenak dan memejam Matamu terlalu berbohong pada permintaan dilemparnya mendung keawan yang bukannya satu kesatuan? sama tidak juga selalu jauh dari perih biru diberi putih masih saja bersedih Tidak aku tidak butuh meminta ini hanya gejala saja bukan kau tapi aku nanti kau juga tahu aldike