Langsung ke konten utama

Muram

Rembulan tampak menyinari malam, 
wajahmu tampak cukup muram

Berlama-lama dalam kabut
pelik penuh raut
terpaut dalam pedih, geraman
berdesis sejenak dan memejam

Matamu terlalu berbohong pada permintaan
dilemparnya mendung keawan yang bukannya satu kesatuan?
sama tidak juga selalu jauh dari perih
biru diberi putih masih saja bersedih

Tidak aku tidak butuh meminta
ini hanya gejala saja
bukan kau tapi aku
nanti kau juga tahu


aldike




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sempat Ada (Bagian 2)

Aku seperti sedang menikmati candu paling hebat. Masuk lewat pori-pori, menembus organ paling peka lalu memenuhi kepalaku seketika. Waktu begitu sigap, Membawa kita lari dari asing. Pertemuan. Aku bosan menggambar angan. Seketika kekuatan tekad mempertuan.