Langsung ke konten utama

Harapan

Saat engkau bermimpi tentang patah hati

Tertidur batin, mata enggan iring.

Bagian tersulit dari keinginan,

Perkenalan dari bulan sepuluh, hari ke hari

"tentang merampas atau dirampas" ucap naluri.


Gaduh takut kutempuh,

Hamba amat jatuh hati, tak tahu diri.

Kirananya membantuku melewati malam,

Dari sisi lain, doa membangunkan ke naifankuu

bukankah kami tinggal menunggu takdir melipir?


Moga-moga Tuhan mengingat cakap angin kecilNya denganku malam ini.


Aldike

Jakarta, 3 November 2020

Bahagialah selalu.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umpatan Yang Tak Kesal

Aku mengeluh lagi, ya Memutuskan memulai lagi itu membuatku pusing dan bingung Kufikir sama Seperti tertinggal meta Batinku terlanjur berantakan Laraku bersemayam sangat dalam 7 tahun suram, tak membuka hati sedikitpun yang kukira baik baik saja, ternyata itu tidak membuatku belajar apapun.

Mungkin Aku Berlebihan

Semacam uji nyali Aku membukanya lebar sore itu Sontak kalang kabut Hati-hati dengan hati Sudah satu rembulan agung berlalu Aku masih kepanasan Tergelincir lantai teras rumah Mata silinderku lirik tali lurus yang tidak berujung padamu

Muram

Rembulan tampak menyinari malam,  wajahmu tampak cukup muram Berlama-lama dalam kabut pelik penuh raut terpaut dalam pedih, geraman berdesis sejenak dan memejam Matamu terlalu berbohong pada permintaan dilemparnya mendung keawan yang bukannya satu kesatuan? sama tidak juga selalu jauh dari perih biru diberi putih masih saja bersedih Tidak aku tidak butuh meminta ini hanya gejala saja bukan kau tapi aku nanti kau juga tahu aldike