Langsung ke konten utama

Harapan Baru

Sempatku terpaku pada puncak tertinggi kerinduan,
memotong habis asa dan berteman lara. 

Harapan menemui jalan buntu, nestapa terus mengajak
menghela nafas atas rindu yang sekarat,
menyaksikan serangkaian cita yang kutitipkan pada-
bulan belang itu luruh bersama beberapa
tetes hujan juga pilu yang bermuara di batinku.



Lantas riuh rintik hujan sore itu, membawa serangkaian tanya tanpa jawab
tentang definisi pulang dan serangkaian janji yang usang.

kemudian pada akhirnya,

Pelangi bulan Mei yang menjemputmu pulang adalah gadis bergaun abu yang berlari-lari kecil menggandeng tanganmu dengan senyum riang.
Setiap larik warnanya mampu terlihat indah dalam pijar matamu, gadis itu adalah cahaya atas barisan mendung yang kelabu.


Aldike

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muram

Rembulan tampak menyinari malam,  wajahmu tampak cukup muram Berlama-lama dalam kabut pelik penuh raut terpaut dalam pedih, geraman berdesis sejenak dan memejam Matamu terlalu berbohong pada permintaan dilemparnya mendung keawan yang bukannya satu kesatuan? sama tidak juga selalu jauh dari perih biru diberi putih masih saja bersedih Tidak aku tidak butuh meminta ini hanya gejala saja bukan kau tapi aku nanti kau juga tahu aldike

Sempat Ada (Bagian 2)

Aku seperti sedang menikmati candu paling hebat. Masuk lewat pori-pori, menembus organ paling peka lalu memenuhi kepalaku seketika. Waktu begitu sigap, Membawa kita lari dari asing. Pertemuan. Aku bosan menggambar angan. Seketika kekuatan tekad mempertuan.